TEKAN CTRL + KLIK SALAH SATU LINK IKLAN DIBAWAH UNTUK MENGHILANGKAN KOTAK INI
Mohon Maaf Atas Ketidaknyamanannya
.

Kamis, 16 Desember 2010

Gelandangan Di Jepang

kali ini ane mau bahas tentang para gelandangan di jepang
Spoiler for 



Jangan dikira di Jepang yang makmur tak ada gelandangan..
Pemerintah Jepang awalnya malu-malu mengakui adanya gelandangan.
Umumnya pemerintah Jepang hanya mengklaim bahwa cuman amerika aja tempatnya para gelandangan (klo amrik aja dikatain byk gelandangan, gimana klo negara terbelakang ato negara berkembang kaya kita ya ?!?...) 

Spoiler for 

Mayoritas dari mereka hidup dengan mengandalkan dari memulung (73,3 persen), dengan penghasilan per bulan rata-rata 10.000-30.000 yen (35,2 persen) dan 30.000-50.000 yen (18,9 persen). Jika dirupiahkan dengan kurs Rp 100 per yen, maka penghasilan itu setara dengan Rp 1 juta sampai Rp 3 juta dan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta.

Spoiler for 

Mayoritas mereka berada di dua wilayah prefektur (sederajat provinsi), yakni Osaka dan Aichi, serta di Tokyo, Ibu Kota Jepang.

Spoiler for 

Gelandangan di Jepang tercatat sebanyak 25.296 orang atau cuma berkisar 0,019 persen dari sekitar 128 juta penduduk Jepang.

Spoiler for 

Sebanyak 40,8 persen gelandangan betah tinggal di taman kota (koen), 23,3 persen suka menetap di bantaran sungai yang lapang, 17,2 persen nongkrong dan tidur di trotoar jalan, 5 persen memilih kelayapan di stasiun kereta api (eki), dan sisanya (13,7 persen) hidup menyebar di macam-macam tempat.

Spoiler for 

Di tempat terpisah di Kota Shizuoka, sejumlah gelandangan membangun gubuk di bantaran atau tepatnya di bawah jembatan Sungai Abe (Abekawa).

Spoiler for 

Sebanyak 35,6 persen responden mengaku jadi gelandangan karena ga ada lapangan kerja .

Spoiler for 

sebelum jadi gembel, kebanyakan mereka bekerja di bidang konstruksi (55,2 persen), selebihnya bekerja di sektor pertanian dan pembuatan macam-macam produk.

Spoiler for 

Mereka sempat menjadi pekerja tetap (39,8 persen) dan pekerja tidak tetap (36,1 persen).

Spoiler for 

Menariknya lagi, 32,9 persen mengaku hidup menggembel karena bangkrut dalam berusaha atau kehabisan tabungan. Lalu 18,8 persen orang jadi gembel karena tua dan sakit-sakitan, sementara mereka tak ingin jadi beban keluarganya sehingga minggat dari rumah dan atau karena hidup sebatang kara.

Spoiler for 

Jika tidak terlalu dingin, banyak gelandangan yang ngetem di taman.

Spoiler for 

Gelandangan di jalanan Tokyo

Spoiler for 

Di saat musim dingin, banyak gelandangan yang berpindah tempat di sekitar eki (stasiun kereta) karena tempatnya lebih hangat


Pemerintah Jepang sekarang lebih terbuka dan realistis menerima fenomena gelandangan yang jumlahnya cenderung meningkat, dan mengurusi mereka dengan benar-benar serius.
Bagaimana dengan pemerintah Indonesia ??!!??...
Spoiler for 
 

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

tracking

TEKAN CTRL + KLIK SALAH SATU LINK IKLAN DIBAWAH UNTUK MENGHILANGKAN KOTAK INI
Mohon Maaf Atas Ketidaknyamanannya
.
eXTReMe Tracker

Find It